Kamis, 16 Mei 2024

Pelatihan Batik Jumput bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro


www.smait.sch.id. Temayang, 7/5/2024. Kegiatan ekstrakurikuler membatik sudah dikembangkan di SMA Islam Temayang mulai tahun 2021. Program ini dilaksanakan sebagai andil dalam mengembangkan potensi batik yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Batik perlu terus dikenalkan kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui bahwa kita mempunyai budaya yang luar biasa, terutama peserta didik.

Pada Selasa, 7 Mei 2024, sepuluh peserta didik SMA Islam Temayang bersama lima puluh peserta pelatihan lainnnya, mengikuti kegiatan Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial “Pelatihan Membuat Batik Jumput” yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro di pendopo Kecamatan Temayang. Batik jumputan adalah batik yang dihasilkan tanpa menggunakan malam atau lilin perintang warna. Perintang warna yang digunakan pada kain dilakukan dengan cara mengikatkan atau melilitkan benang pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan.

Kegiatan pelatihan dengan narasumber Ibu Zahida ini, dilaksanakan mulai pukul 09.00 ini dan berakhir pada pukul 13.30 WIB. Kagiatan pelatihan dibuka oleh Camat Temayang, Bapak Mochamad Basuki, S.Pd. Sebelum pelaksanaan kegiatan praktik, narasumber memberi materi terkait dengan asal usul batik jumput, tahapan-tahapan pembuatan, serta contoh-contoh motif yang biasanya digunakan. Kegiatan diikuti oleh 60 peserta yang sangat antusias hingga akhir kegiatan. 

“Dalam kegiatan membuat batik jumput, bahan yang digunakan yaitu kain katun prima, pewarna sintetis, dan air glass, karet, benang, jarum. Terdapat dua teknik dalam membuat batik jumputan, yaitu teknik ikat dan teknik jahitan. Teknik ikat merupakan teknik yang menghindari penyelupan ikatan kencang ke dalam suatu warna sehingga ketika ikatan dilepas, gambarnya terbentuk. Sementara itu, teknik jahitan adalah kain yang diberi pola berlebih terlebih dahulu untuk dijahit dengan tusuk jelujur pada garis warnanya menggunakan benang, lalu benang ditarik sekuat mungkin hingga kain berkerut serapat mungkin.” Dani saputra salah satu peserta pelatihan bercerita kepada penulis.

“Senang sekali bisa mendapatkan pengalaman membuat batik dengan teknik jumputan, kami bisa turut  berpartisipasi mengenal dan mempraktikkan aneka teknik dalam membatik, melestarikan kearifan lokal batik Jonegoroan," Ahmad Khoirul Fatihin menyambung penuturan Dani, temannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar